Jumat, 31 Desember 2010

Sejarah Bahasa Alay

sejarah B4h454 4L4y

Spoiler for asal mula bahasa gaul:


Bahasa gaul sebenarnya sudah ada sejak 1970-an. Awalnya istilah-istilah dalam bahasa gaul itu untuk merahasiakan isi obrolan dalam komunitas tertentu, tetapi karena sering juga digunakan di luar komunitasnya, lama-lama istilah-istilah tersebut jadi bahasa sehari-hari. Komunitas yang menciptakan bahasa ini adalah para preman yang bertujuan untuk menyamarkan apa yang mereka bicarakan agar tidak terlacak oleh orang lain, terutama polisi. Bahasa mereka disebut dengan bahasa prokem. Kata prokem sendiri merupakan bentukkan dari kata preman, kemudian menjadi koprem, dan terakhir menjadi prokem.
Bentukkan-bentukkan kata dalam bahasa prokem pun tidak jauh berbeda dengan istilah aslinya, seperti bokap yang merupakan pengganti dari kata bapak atau ayah. Biasanya pembentukannya adalah dengan cara dibalik pembacaannya atau ditambahi huruf di akhir kata. Kata bokap adalah contoh kata yang pembentukannya dengan cara dibalik, sedangkan pembentukkan kata dalam bahasa prokem yang dengan cara menambahkan ko di awal kata, contohnya adalah kata mokat yang berarti mati pembentukannya adalah mati - (ko+mat) – mokat.
Umumnya pembentukkan kata dalam bahasa prokem lebih teratur dan ada rumusnya, seperti
Mati-komat(ko+mat)-mokat
Bini-kobin(ko+bin)-bokin
Beli-kobel(ko+bel)-bokel
Bisa - kobis (ko+bis)-bokis
Selain para preman yang menggunakan bahasa-bahasa rahasia ini, para waria pun menggunakannya untuk berkomunikasi bersama sesama waria. Bentukkan katanya pun berbeda dengan bahasa yang diciptakan preman. Bahasa para waria ini disebut bahasa bencong. Ke depannya, kaum waria ini lebih banyak berkreasi dengan bahasa gaul ini dengan menciptakan banyak istilah-istilah baru.


Spoiler for Penggunaan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja:


Bahasa-bahasa yang dipakai oleh kaum yang terbuang di zaman dahulu itu kini marak dipakai di kalangan remaja. Kata-kata seperti bokap, nyokap, bonyok, pembokat, dll. seperti sudah tidak asing lagi di telinga, karena istilah-istilah itu sudah sering sekali diucapkan para remaja di Indonesia. Dalam perkembangannya justru remaja-remaja inilah yang lebih banyak menggunakan bahasa gaul untuk digunakan dalam percakapan sehari-hari bersama teman-temannya.
Remaja memiliki peran yang besar dalam perkembangan bahasa gaul ini, karena saat remaja adalah saat di mana aspek kognitif berkembang dengan pesat. Pada tahap ini, manusia cenderung lebih menunjukkan kapasitas abstraknya, yakni dengan menggunakan bahasa yang hanya bisa dimengerti oleh mereka sendiri (Papalia: 2004). Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, perkembangan bahasa remaja mengalami peningkatan pesat. Kosakata remaja terus mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya referensi bacaan dengan topik-topik yang lebih kompleks.
Menurut Owen (dalam Papalia: 2004) remaja mulai peka dengan kata-kata yang memiliki makna ganda. Mereka menyukai penggunaan metafora, ironi, dan bermain dengan kata-kata untuk mengekspresikan pendapat mereka. Terkadang mereka menciptakan ungkapan-ungkapan baru yang sifatnya tidak baku. Bahasa seperti inilah yang kemudian banyak dikenal dengan istilah bahasa gaul.
Di samping merupakan bagian dari proses perkembangan kognitif, munculnya penggunaan bahasa gaul juga merupakan ciri dari perkembangan psikososial remaja. Menurut Erikson (1968), remaja memasuki tahapan psikososial yang disebut sebagai identity versus role confusion. Hal yang dominan terjadi pada tahapan ini adalah pencarian dan pembentukan identitas. Remaja ingin diakui sebagai individu unik yang memiliki identitas sendiri yang terlepas dari dunia anak-anak maupun dewasa. Penggunaan bahasa gaul ini merupakan bagian dari proses perkembangan mereka sebagai identitas independensi mereka dari dunia orang dewasa dan anak-anak.
Media cetak maupun media elektronik termasuk sarana dalam memperkenalkan bahasa gaul. Bahasa gaul dalam pemakaiannya berbentuk macam-macam, di antaranya bahasa gaul yang digunakan dalam stiker, film, novel, cerpen, tabloid, majalah, radio, internet, dan pada saat komunikasi melalui Short Messages Service (SMS).
Kehadiran bahasa gaul itu dapat dianggap wajar karena sesuai dengan tuntutan perkembangan nurani anak usia remaja. Masa pemakainya terbatas pada situasi tidak resmi. Jika mereka berada di luar dari lingkungan kelompoknya bahasa yang digunakan beralih ke bahasa lain yang berlaku di tempat umum itu. Kehadirannya dalam lingkungan bahasa daerah atau bahasa Indonesia sesungguhnya tidak perlu dirisaukan karena bahasa itu masing-masing muncul dan berkembang sesuai dengan fungsi dan keperluan masing-masing.
Keaktifan sehari-hari para remaja lebih banyak berkaitan dengan kehidupan keluarga, keadaan sekolah, dan/atau perguruan tinggi, serta masalah-masalah kenakalan remaja. Ini menyiratkan bahwa kosakata yang timbul kemudian mengacu pada hal dan masalah sekitar rumah, pergaulan, pendidikan, dan kenakalan remaja yang terungkap dengan istilah kekerabatan, kata ganti orang, masalah seks, narkotik dan obat-obatan sejenis serta minuman keras. Hal ini sama sekali tidak berarti bahwa semua kosakata yang dulunya diciptakan oleh kaum preman sama sekali tidak digunakan para pemuda dan remaja, tetapi fungsi suatu benda dalam suatu kelompok, yang bentuknya juga dikenal anggota kelompok lain, tentulah berbeda.
Dari uraian di atas tampak bahwa perbedaan bahasa gaul antara preman dan para remaja masa kini terjadi karena penuturnya berbeda, fungsi dan tujuan pemakaiannya pun berbeda. Kaum preman melakukan tindakan kejahatan, para pemuda dan remaja suka bergembira dan bergaul dengan sesamanya. Setelah bahasa gaul ini lebih banyak digunakan para pemuda dan remaja pengertian bahasa gaul atau bahasa prokem ini telah berubah atau lebih tepat dikatakan bergeser maknanya.
Bahasa gaul ini tidak lagi disediakan dengan bentuk dan rumus atau kode bahasa itu, melainkan lebih ditonjolkan sebagai bahasa kode atau sandi yang dipakai oleh kelompok tertentu, dalam hal ini para pemuda dan remaja. Setiap kelompok dapat saja memberi inpterpretasi yang berbeda-beda menurut pengertian masing-masing, karena itu, dapat kita temukan sejumlah variasi dalam pemakaian kalimat bahasa Indonesia. Inilah yang merupakan salah satu ciri pembeda bahasa gaul kaum preman, pencetus dan pencipta bahasa ini, dengan bahasa gaul kaum pemuda dan remaja saat ini.


Spoiler for Bahasa Gaul Masa Kini:


Seiring dengan perkembangan zaman, dan perkembangan teknologi, bahasa gaul itu tidak hanya sekadar istilah, namun juga meluas ke tulisannya. Tulisan-tulisan gaul itu dipicu oleh makin maraknya penggunaan fasilitas sosialisasi seperti Yahoo Messenger, Friendster, Facebook, dll. yang tentu saja dalam penggunaannya lebih banyak menggunakan tulisan daripada lisan. Karena pengaruh itulah muncul tulisan-tulisan yang terlihat aneh dan sulit dibaca, seperti menggunakan huruf kapital dan biasa secara bergantian antara satu huruf dengan huruf yang lainnya dalam satu kata, atau menggunakan angka untuk mengganti huruf. Selain itu juga biasanya mereka menyingkat kata. Contoh tulisan dengan huruf yang berganti kapital dan tidak kapital bAhAsA iNdOnEsIa dan ini contoh kata yang menggunakan angka sebagai pengganti huruf b4h454 1nd0n3514 atau kata yang berupa singkatan bhs indnsa.
Dengan munculnya tulisan-tulisan hasil kreasi anak muda ini, bahasa gaul dunia maya menjadi sulit dimengerti, terutama kalau sudah berbentuk kalimat panjang yang berupa curahan hati. Tulisan-tulisan seperti itu sekarang lebih populer disebut dengan bahasa alay. Berikut adalah contoh tulisan curahan hati pengguna huruf gaul atau alay di sebuah situs jejaring sosial: cXnK qMoh tO cKiDnAAaAaaaa……. (sayang kamu tuh sakitnya) m_tHa apOn YH……………… (minta ampun ya) qoH tLuZ”aN uCHA bWaD tTeP qEqEUh cXnK qMo………. (aku terus terusan berusaha buat tetep kekeuh sayang kamu).


Spoiler for Posisi Bahasa dan Tulisan Gaul dalam Masyarakat:


Pada tahun 2005 yang lalu pernah digelar acara diskusi "Bahasa Slang, Bahasa Gaul dalam Dinamika Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing" di Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional. Yang menjadi pembicaranya antara lain seniman Remy Silado dan Kepala Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Dendy Sugono.
Menurut Dendy, bisa saja istilah-istilah gaul dicantumkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang akan diterbitkan pada tahun 2008. Di samping itu, Pusat Bahasa Depdiknas pun akan mengeluarkan KBBI yang hanya memuat istilah-istilah baku. Dengan kata lain, jika inisiatif Dendy Sugono ini terlaksana, pada tahun 2008 akan ada dua versi KBBI yang salah satunya akan mencantumkan istilah-istilah gaul.


Spoiler for Contoh-contoh Bahasa Gaul dan Bahasa Alay:


Mati-komat(ko+mat)-mokat
Beli-kobel(ko+bel)-bokel
Bisa-kobis(ko+bis)-bokis
Makan-mekong
Sakit-sekong
Laki-lekong
Lesbian-lesbong
Gila-gi(+pi)la(+pa)-gipilapa
Tilang- ti(+pi)la(+pa)ng–tipilapang
Banci-b(in)an-c(in)i-binancini
Mandi-m(in)an-d(in)i-minandini
U aLaWAiCe d bEzT… (you always the best)
iN mYe heArD„„(in my heart, dalam hatiku)
LupHz yOu„„„(love you)
bU_bU„„„(tidur)

1 komentar:

eko marwanto mengatakan...

iihhh.. kamoeee.. luthu banget dwech.... :)

Posting Komentar